Sejarah Fotografi Dunia
Sejarah fotografi dunia dimulai pada tahun 1822 di tahun ini hasil fotografi pertama di dunia telah dibuat oleh Joseph Nicéphore Niépce. Gambar fotografi pertama ini melibatkan paus pius ke empat sebagai objek gambarnya. Pada saat ini gambar dengan cahaya yang dibuat masihlah sangat sederhana dan membutuhkan banyak sekali peralatan yang cukup berat. Selain itu proses pembuatannya pun tidak instant dan memakan waktu yang lumayan lama. Akan tetapi pada tahun 1835, seorang pemuda bernama William Henry Fox Talbot menemukan proses fotografi yang lebih mudah dan menjadi cikal bakal fotografi modern. Ia menemukan proses foto negative yang kemudian akan menjadi cikal bakal fotografi yang akan kita kenal di dunia modern. Proses foto negative ini disebut dengan nama tabotype.
Sejarah fotografi dunia berikutnya cukup mencengangkan karena pada tahun 1861 James Clerk Maxwell menemukan foto berwarna pertama di dunia. Kemajuan di bidang fotografi benar benar sangat cepat dan berkembang dari tahun ke tahun membuat banyak fotografer bermunculan untuk bisa menguasai teknik fotografi yang bisa dibilang sangat sukar untuk dikuasai di jamannya. Akan tetapi tingkat kesulitan ini tidaklah menyurutkan semangat juang para fotografer muda untuk bisa menguasai teknik fotografi yang lebih sukar dan membuat sebuah foto yang lebih indah dari tahun ke tahun. Selanjutnya pada tahun 1887 film seluloid ditemukan.
Selanjutnya pada tahun 1888 kodak memperkenalkan kamera box pertama yang memberikan inspirasi kepada fotografer lainnya untuk bisa menghasilkan foto foto yang memiliki nilai seni. Perkembangan sejarah fotografi dunia memang sangat menarik untuk dilihat. Pada hasilnya di tahun 1900 ke atas Kodak mulai memperkenalkan berbagai macam kamera yang lebih mudah untuk digunakan dan memberikan kemudahan bagi para orang awam untuk bisa memfoto gambar gambar yang unik. Hal ini sangat berperan penting di perkembangan fotografi modern, karena bisa dibilang kamera kamera buatan Kodak adalah kamera pertama yang memberikan kemudahan dan juga kebebasan untuk menghasilkan hasil fotografi yang baik
Sejarah fotografi dunia berikutnya cukup mencengangkan karena pada tahun 1861 James Clerk Maxwell menemukan foto berwarna pertama di dunia. Kemajuan di bidang fotografi benar benar sangat cepat dan berkembang dari tahun ke tahun membuat banyak fotografer bermunculan untuk bisa menguasai teknik fotografi yang bisa dibilang sangat sukar untuk dikuasai di jamannya. Akan tetapi tingkat kesulitan ini tidaklah menyurutkan semangat juang para fotografer muda untuk bisa menguasai teknik fotografi yang lebih sukar dan membuat sebuah foto yang lebih indah dari tahun ke tahun. Selanjutnya pada tahun 1887 film seluloid ditemukan.
Selanjutnya pada tahun 1888 kodak memperkenalkan kamera box pertama yang memberikan inspirasi kepada fotografer lainnya untuk bisa menghasilkan foto foto yang memiliki nilai seni. Perkembangan sejarah fotografi dunia memang sangat menarik untuk dilihat. Pada hasilnya di tahun 1900 ke atas Kodak mulai memperkenalkan berbagai macam kamera yang lebih mudah untuk digunakan dan memberikan kemudahan bagi para orang awam untuk bisa memfoto gambar gambar yang unik. Hal ini sangat berperan penting di perkembangan fotografi modern, karena bisa dibilang kamera kamera buatan Kodak adalah kamera pertama yang memberikan kemudahan dan juga kebebasan untuk menghasilkan hasil fotografi yang baik
1. Alex Mendur
Alex Impurung Mendur (1907 - 1984) adalah salah satu fotografer yang mengabadikan detik-detik proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia 17 Agustus 1945. Bersamanya adalah saudara kandungnya Frans Mendur yang turut mengabadikan peristiwa tersebut.Kedua bersaudara ini merintis pendirian IPPHOS (Indonesia Press Photo Service) pada 2 Oktober 1946 di Jakarta.
2. Darwis Triadi
Andreas Darwis Triadi (lahir: Solo, Jawa Tengah, 15 Oktober 1954) atau lebih dikenal dengan Darwis Triadi adalah seorang ahli fotografer glamor dan fashion senior Indonesia.
Darwis Triadi mengembangkan minat fotografinya sejak tahun 1979. Ilmu desain pun turut dipelajari untuk memperkaya kemampuan artistiknya. Karena prestasinya yang terus meningkat, dia diberi kepercayaan untuk menampilkan karyanya pada majalah tahunan Hasselblad yang berskala internasional di tahun 1990. Dalam kurun waktu bersamaan, ia sempat mempresentasikan slide andalannya dalam acara Photo Kina International Competition di Köln, Jerman. Kompetisi ini digelar dalam rangka "Hasselblad International Annual". Setahun kemudian, majalah internasional Vogue memajang karyanya pada artikel spesial tentang Indonesia. Bron Elektronik AG dari Swiss, produsen lampu Broncolor, memilihnya untuk mengisi kalender Broncolor tahun 1997. Darwis akhir-akhir ini sering membuat seminar, dan workshop tentang fotografi. Dia juga telah mendirikan lembaga pendidikan fotografi di Jakarta Selatan.
Darwis Triadi mengembangkan minat fotografinya sejak tahun 1979. Ilmu desain pun turut dipelajari untuk memperkaya kemampuan artistiknya. Karena prestasinya yang terus meningkat, dia diberi kepercayaan untuk menampilkan karyanya pada majalah tahunan Hasselblad yang berskala internasional di tahun 1990. Dalam kurun waktu bersamaan, ia sempat mempresentasikan slide andalannya dalam acara Photo Kina International Competition di Köln, Jerman. Kompetisi ini digelar dalam rangka "Hasselblad International Annual". Setahun kemudian, majalah internasional Vogue memajang karyanya pada artikel spesial tentang Indonesia. Bron Elektronik AG dari Swiss, produsen lampu Broncolor, memilihnya untuk mengisi kalender Broncolor tahun 1997. Darwis akhir-akhir ini sering membuat seminar, dan workshop tentang fotografi. Dia juga telah mendirikan lembaga pendidikan fotografi di Jakarta Selatan.
3. Ansel Adams
Ansel Easton Adams (lahir di San Francisco, California, 2 Agustus 1902 – meninggal 4 Oktober 1984 pada umur 82 tahun) adalah fotografer Amerika Serikat dan seorang aktivis lingkungan yang dikenal dengan foto-foto hitam putihnya mengenai Amerika Serikat Barat, khususnya Taman Nasional Yosemite. Salah satu dari foto terkenalnya adalahMoonrise, Hernandez, New Mexico.
Bersama Fred Archer, Adams mengembangkan sistem zona sebagai cara menentukan pajanan yang paling tepat, dan menyesuaikan kontras hasil cetakan. Adams biasanya menggunakan kamera format besar. Meskipun ukurannya besar, berat, perlu waktu untuk pemasangan, dan harga filmnya mahal, kamera format besar menghasilkan foto resolusi tinggi dan tajam.
Adams mendirikan Group f/64 bersama rekan-rekannya sesama fotografer, Edward Weston and Imogen Cunningham. Koleksi paling lengkap dari fotografer Group f/64 kini dimiliki oleh Center for Creative Photography dan Museum Seni Modern San Francisco. Foto-foto Adams telah menjadi abadi dan banyak direproduksi untuk kalender, poster, dan buku.
Bersama Fred Archer, Adams mengembangkan sistem zona sebagai cara menentukan pajanan yang paling tepat, dan menyesuaikan kontras hasil cetakan. Adams biasanya menggunakan kamera format besar. Meskipun ukurannya besar, berat, perlu waktu untuk pemasangan, dan harga filmnya mahal, kamera format besar menghasilkan foto resolusi tinggi dan tajam.
Adams mendirikan Group f/64 bersama rekan-rekannya sesama fotografer, Edward Weston and Imogen Cunningham. Koleksi paling lengkap dari fotografer Group f/64 kini dimiliki oleh Center for Creative Photography dan Museum Seni Modern San Francisco. Foto-foto Adams telah menjadi abadi dan banyak direproduksi untuk kalender, poster, dan buku.
4. Charles Babbage
Charles Babbage (lahir 26 Desember 1791 – meninggal 18 Oktober 1871 pada umur 79 tahun) adalah seorangmatematikawan dari Inggris yang pertama kali mengemukakan gagasan tentang komputer yang dapat diprogram. Sebagian dari mesin yang dikembangkannya, namun tidak selesai. Sekarang dapat dilihat di Museum Sains London. Pada tahun 1991, dengan menggunakan rencana asli dari Babbage, sebuah mesin diferensial dikembangkan dan mesin ini dapat berfungsi secara sempurna, yang membuktikan bahwa gagasan Babbage tentang mesin ini memang dapat diimplementasikan.
5. Dennis Gabor
Dennis Gabor (lahir di Budapest, 5 Juni 1900 – meninggal di London, 9 Februari 1979 pada umur 78 tahun) ialahfisikawan Britania Raya kelahiran Kekaisaran Austria-Hongaria (kini Hongaria) yang memenangkan Penghargaan Nobel dalam Fisika pada 1971 untuk penemuan dan pengembangannya pada metode holografis.
Terlahir sebagai Gábor Dénes, Gabor mendapat pendidikan di Budapest and Berlin. Ia menerima gelar diplomanya diTechnische Hochschule Berlin pada 1924, dan Dr.-Ir. pada 1927. Setelah lulus, Gabor bergabung dengan Siemens & Halske AG. Setelah melarikan diri dari Nazi Jerman pada 1933, Gabor diundang ke Inggris untuk bekerja dalam pengembangan departemen British Thomson-Houston di Rugby, Warwickshire.
Pada 1947, saat bekerja di sana ia menemukan holografi , prestasi yang membuatnya memenangkan Hadiah Nobel Fisika pada 1971. Holografi ialah ilmu yang memproduksi hologram, bentuk lanjutan fotografi yang memungkinkangambar direkam dalam 3 dimensi. Namun holografi tidak tersedia secara komersil sampai pengenalan "laser" pada 1960. Gabor juga meneliti bagaimana manusia berkomunikasi dan mendengar; hasil penemuannya ialah teori sintesis granular, meski komponis Yunani Iannis Xenakis menyatakan, bahwa sebenarnya ialah penemu pertama teknik sintetis (Xenakis,Formalized Music, prakata xiii).
Pada 1948, Gabor pindah dari Rugby ke Imperial College London dan pada 1958, menjadi profesor Fisika Terapan sampai pensiunnya pada 1967.
Di samping dianugerahi Penghargaan Nobel, Gabor menjadi Anggota Royal Society London pada 1956, dan Anggota Kehormatan Akademi Ilmiah Hongaria pada 1964.
Terlahir sebagai Gábor Dénes, Gabor mendapat pendidikan di Budapest and Berlin. Ia menerima gelar diplomanya diTechnische Hochschule Berlin pada 1924, dan Dr.-Ir. pada 1927. Setelah lulus, Gabor bergabung dengan Siemens & Halske AG. Setelah melarikan diri dari Nazi Jerman pada 1933, Gabor diundang ke Inggris untuk bekerja dalam pengembangan departemen British Thomson-Houston di Rugby, Warwickshire.
Pada 1947, saat bekerja di sana ia menemukan holografi , prestasi yang membuatnya memenangkan Hadiah Nobel Fisika pada 1971. Holografi ialah ilmu yang memproduksi hologram, bentuk lanjutan fotografi yang memungkinkangambar direkam dalam 3 dimensi. Namun holografi tidak tersedia secara komersil sampai pengenalan "laser" pada 1960. Gabor juga meneliti bagaimana manusia berkomunikasi dan mendengar; hasil penemuannya ialah teori sintesis granular, meski komponis Yunani Iannis Xenakis menyatakan, bahwa sebenarnya ialah penemu pertama teknik sintetis (Xenakis,Formalized Music, prakata xiii).
Pada 1948, Gabor pindah dari Rugby ke Imperial College London dan pada 1958, menjadi profesor Fisika Terapan sampai pensiunnya pada 1967.
Di samping dianugerahi Penghargaan Nobel, Gabor menjadi Anggota Royal Society London pada 1956, dan Anggota Kehormatan Akademi Ilmiah Hongaria pada 1964.
6. Dorothea Lange
Dorothea Lange (lahir di Hoboken, New Jersey, 26 Mei 1895 – meninggal 11 Oktober 1965 pada umur 70 tahun) adalah seorang wartawan foto dan fotografer berpengaruh dari Amerika Serikat. Lange dikenal dengan foto-foto era Depresi Besaryang diambilnya untuk program Farm Security Administration (FSA). Foto-foto karya Lange memotret para korban Depresi Besar secara manusiawi dan sangat mempengaruhi perkembangan bidang fotografi dokumenter.
7. Étienne Jules Marey
Étienne Jules Marey (lahir 5 Maret 1830 – meninggal 21 Mei 1904 pada umur 74 tahun) adalah seorang ilmuwan danchronophotographer berkebangsaan Perancis yang lahir di Beaune. Karya-karyanya berupa pengembangan dalam bidangkardiologi, insturmentasi fisis, penerbangan, sinematografi, dan science of labor photography. Beliau merupakan salah satu pelopor di bidang fotografi dan tokoh yang berpengaruh dalam sejarah layar lebar.
Beliau memulai studi dengan mempelajari peredaran darah dalam tubuh, kemudian berlanjut dengan studi detak jantung, pernafasan, peregangan otot (en:myography). Untuk membantu studinya, beliau mengembangkan berbagai macam peralatan untuk pengukuran presisi. Sebagai contoh, beliau mengembangkan suatu instrumen bernama Sphymographeuntuk mengukur pulsa. Pada tahun 1869, Marey merancang sebuah serangga buatan yang sangat rumit untuk menunjukkan bagaimana seekor serangga akan terbang dan membuktikan pola figure-8 yang dibentuk oleh kepakan sayap selama serangga tersebut terbang. Beliau kemudian tertarik untuk mempelajari pola gerakan udara dan memulai studinya pada burung. Selama studi tersebut berlangsung, beliau mengembangkan animated photography menjadi bidang tersendiri yang kemudian disebut chronophotography pada sekitar tahun 1880.
Ide fotografi yang diperkenalkan pertama kali olehnya adalah merekam beberapa fasa gerakan pada satu film. Pada tahun 1890, beliau menerbitkan sebuah buku berjudul Le Vol des Oiseaux (“The Flight of Birds”) yang berisi banyak ilustrasi foto, gambar dan diagram.
Marey berharap untuk menggabungkan ilmu anatomi dan fisiologi. Sebuah senapan chronophotographic dibuatnya pada tahun 1882. Instrumen ini mempunyai kemampuan 12 fps (frame per second). Karyanya dalam bidang sinematografi berupa slow-motion cinematography yang direkam pada kecepatan 60 fps. Pada tahun 1901, beliau membuat semacam mesin asap dengan 58 smoke trail dan kemudian dikenal sebagai aerodynamic wind tunnel yang pertama di dunia.
Beliau memulai studi dengan mempelajari peredaran darah dalam tubuh, kemudian berlanjut dengan studi detak jantung, pernafasan, peregangan otot (en:myography). Untuk membantu studinya, beliau mengembangkan berbagai macam peralatan untuk pengukuran presisi. Sebagai contoh, beliau mengembangkan suatu instrumen bernama Sphymographeuntuk mengukur pulsa. Pada tahun 1869, Marey merancang sebuah serangga buatan yang sangat rumit untuk menunjukkan bagaimana seekor serangga akan terbang dan membuktikan pola figure-8 yang dibentuk oleh kepakan sayap selama serangga tersebut terbang. Beliau kemudian tertarik untuk mempelajari pola gerakan udara dan memulai studinya pada burung. Selama studi tersebut berlangsung, beliau mengembangkan animated photography menjadi bidang tersendiri yang kemudian disebut chronophotography pada sekitar tahun 1880.
Ide fotografi yang diperkenalkan pertama kali olehnya adalah merekam beberapa fasa gerakan pada satu film. Pada tahun 1890, beliau menerbitkan sebuah buku berjudul Le Vol des Oiseaux (“The Flight of Birds”) yang berisi banyak ilustrasi foto, gambar dan diagram.
Marey berharap untuk menggabungkan ilmu anatomi dan fisiologi. Sebuah senapan chronophotographic dibuatnya pada tahun 1882. Instrumen ini mempunyai kemampuan 12 fps (frame per second). Karyanya dalam bidang sinematografi berupa slow-motion cinematography yang direkam pada kecepatan 60 fps. Pada tahun 1901, beliau membuat semacam mesin asap dengan 58 smoke trail dan kemudian dikenal sebagai aerodynamic wind tunnel yang pertama di dunia.
8. George Eastman
George Eastman (12 Juli 1854 - 14 Maret 1932) adalah pendiri dari Eastman Kodak Co. dan menemukan film gulung, serta berjasa menyebarluaskan fotografi. Film gulung ini merupakan dasar dari penemuan film bergerak yang digunakan oleh pembuat film awal Thomas Alva Edison, Lumière bersaudara dan Georges Méliès.
9. Gabriel Lippmann
Jonas Ferdinand Gabriel Lippmann (lahir 16 Agustus 1845 – meninggal 13 Juli 1921 pada umur 75 tahun) adalah seorang fisikawan Prancis yang menerima Hadiah Nobel Fisika pada 1908 untuk pembuatan plat foto pertama, dikenal sebagai plat Lippman. Ia diingat untuk penemuan yang menimbulkan dari risetnya medium sensitif warna langsung dalam fotografi.
10. Kassian Cephas
Kassian Cephas (15 Februari 1844 - 1912) dapat dianggap sebagai pelopor fotografi Indonesia. Ia adalah seorang pribumi yang kemudian diangkat anak oleh pasangan Adrianus Schalk dan Eta Philipina Kreeft. Nama Kassian Cephas mulai terlacak dengan karya fotografi tertuanya buatan tahun 1875.
Cephas lahir dari pasangan Kartodrono dan Minah. Ada juga yang mengatakan bahwa ia adalah anak angkat dari orang Belanda yang bernama Frederik Bernard Fr. Schalk. Cephas banyak menghabiskan masa kanak-kanaknya di rumah Christina Petronella Steven. Cephas mulai belajar menjadi fotografer profesional pada tahun 1860-an. Ia sempat magang pada Isidore van Kinsbergen, fotografer yang bekerja di Jawa Tengah sekitar tahun 1863-1875. Tapi berita kematian Cephas di tahun 1912 menyebutkan bahwa ia belajar fotografi kepada seseorang yang bernama Simon Willem Camerik.
Publikasi luas foto-foto Cephas dimulai pada tahun 1888 ketika ia membantu membuat foto-foto untuk buku karya Isaäc Groneman, seorang dokter yang banyak membuat buku-buku tentang budaya Jawa, yang berjudul: In den Kedaton te Jogjakarta. Pada buku karya Groneman yang lain: De Garebeg's te Ngajogjakarta, karya-karya foto Cephas juga ada disitu.
Dengan kamera barunya yang bisa dipakai untuk membuat "photographe instanee", Cephas mulai menjual karya-karya fotonya. Sejak itu karya-karyanya mulai dikenal dan dipakai sebagai suvenir atau oleh-oleh bagi para masyarakat elit Belanda ketika mereka akan pergi ke luar kota atau ke Eropa. Misalnya ketika JM. Pijnaker Hordijk, pemilik sewa dan seorang Vrijmetselaar terkemuka akan meninggalkan Yogyakarta, ia diberi hadiah album indah berisi kompilasi karya-karya foto Cephas dengan cover indah yang dilukis oleh Cephas sendiri dan bertuliskan "Souvenir von Jogjakarta". Album-album semacam itu yang berisi foto-foto sultan dan keluarganya juga kerap diberikan sebagai hadiah untuk pejabat pemerintahan seperti residen dan asisten residen. Keadaan seperti ini tentunya membuat Cephas dikenal luas masyarakat kelas tinggi, dan memberinya keleluasaan bergaul di lingkungan mereka.
Cephas mulai bekerja sebagai fotografer kraton pada masa kekuasaan Sultan Hamengkubuwono VII. Karena kedekatannya dengan pihak kraton maka ia bisa memotret momen-momen khusus yang hanya diadakan di kraton semisal tari-tarian untuk kepentingan buku karya Groneman.
Cephas juga membantu pemotretan untuk penelitian monumen kuno peninggalan zaman Hindu-Jawa yaitu kompleks Candi Loro Jonggrang di Prambanan yang dilakukan oleh Archaeologische Vereeniging di Yogyakarta. Proyek ini berlangsung tahun 1889-1890. Dalam bekerja, Kassian Cephas banyak dibantu Sem, anak laki-lakinya yang paling tertarik pada dunia fotografi seperti ayahnya. Kassian Cephas memotret sementara Sem menggambar profil bangunannya.
Ia juga membantu memotret untuk lembaga yang sama ketika dasar tersembunyi Candi Borobudur mulai ditemukan. Ada sekitar 300 foto yang dibuat Cephas untuk penggalian ini. Pemerintah Belanda mengalokasikan dana 9000 gulden untuk penelitian ini. Cephas dibayar 10 gulden per lembar fotonya. Cephas mengantongi 3000 gulden (sepertiga dari seluruh uang penelitian). Jumlah yang sangat besar untuk ukuran waktu itu.
Cephas adalah pribumi satu-satunya yang berhasil menguasai alat peradaban modern, itu juga yang membuatnya diakui di kalangan golongan masyarakat kelas tinggi. Buktinya ia bisa menjadi anggota istimewa Perkumpulan Batavia yang terkenal itu. Tahun 1896 ia dinominasikan menjadi anggota KITLV (Lembaga Linguistik dan Antropologi Kerajaan) atas dedikasinya memotret untuk penelitian Archaeologiche Vereeniging. Ia benar-benar diterima menjadi anggota KITLV pada tanggal 15 Juni 1896. Ketika Raja Chulalongkorn dari Thailand berkunjung ke Yogyakarta tahun 1896, ia mendapat hadiah berupa tiga buah kancing permata. Bahkan Ratu Wilhelmina dari Belanda memberi penghargaan berupa medali emas Oranje-Nassau kepada Cephas pada tahun 1901.
Cephas sendiri sudah sejak tahun 1888 memulai prosedur untuk mendapatkan status "gelijkgesteld met Europeanen" atau "disetarakan dengan kaum Eropa" untuk dirinya sendiri dan anak-anak laki-lakinya: Sem dan Fares; suatu prosedur yang dimungkinkan oleh UU Kewarganegaraan Hindia Belanda pada masa itu.
Cephas lahir dari pasangan Kartodrono dan Minah. Ada juga yang mengatakan bahwa ia adalah anak angkat dari orang Belanda yang bernama Frederik Bernard Fr. Schalk. Cephas banyak menghabiskan masa kanak-kanaknya di rumah Christina Petronella Steven. Cephas mulai belajar menjadi fotografer profesional pada tahun 1860-an. Ia sempat magang pada Isidore van Kinsbergen, fotografer yang bekerja di Jawa Tengah sekitar tahun 1863-1875. Tapi berita kematian Cephas di tahun 1912 menyebutkan bahwa ia belajar fotografi kepada seseorang yang bernama Simon Willem Camerik.
Publikasi luas foto-foto Cephas dimulai pada tahun 1888 ketika ia membantu membuat foto-foto untuk buku karya Isaäc Groneman, seorang dokter yang banyak membuat buku-buku tentang budaya Jawa, yang berjudul: In den Kedaton te Jogjakarta. Pada buku karya Groneman yang lain: De Garebeg's te Ngajogjakarta, karya-karya foto Cephas juga ada disitu.
Dengan kamera barunya yang bisa dipakai untuk membuat "photographe instanee", Cephas mulai menjual karya-karya fotonya. Sejak itu karya-karyanya mulai dikenal dan dipakai sebagai suvenir atau oleh-oleh bagi para masyarakat elit Belanda ketika mereka akan pergi ke luar kota atau ke Eropa. Misalnya ketika JM. Pijnaker Hordijk, pemilik sewa dan seorang Vrijmetselaar terkemuka akan meninggalkan Yogyakarta, ia diberi hadiah album indah berisi kompilasi karya-karya foto Cephas dengan cover indah yang dilukis oleh Cephas sendiri dan bertuliskan "Souvenir von Jogjakarta". Album-album semacam itu yang berisi foto-foto sultan dan keluarganya juga kerap diberikan sebagai hadiah untuk pejabat pemerintahan seperti residen dan asisten residen. Keadaan seperti ini tentunya membuat Cephas dikenal luas masyarakat kelas tinggi, dan memberinya keleluasaan bergaul di lingkungan mereka.
Cephas mulai bekerja sebagai fotografer kraton pada masa kekuasaan Sultan Hamengkubuwono VII. Karena kedekatannya dengan pihak kraton maka ia bisa memotret momen-momen khusus yang hanya diadakan di kraton semisal tari-tarian untuk kepentingan buku karya Groneman.
Cephas juga membantu pemotretan untuk penelitian monumen kuno peninggalan zaman Hindu-Jawa yaitu kompleks Candi Loro Jonggrang di Prambanan yang dilakukan oleh Archaeologische Vereeniging di Yogyakarta. Proyek ini berlangsung tahun 1889-1890. Dalam bekerja, Kassian Cephas banyak dibantu Sem, anak laki-lakinya yang paling tertarik pada dunia fotografi seperti ayahnya. Kassian Cephas memotret sementara Sem menggambar profil bangunannya.
Ia juga membantu memotret untuk lembaga yang sama ketika dasar tersembunyi Candi Borobudur mulai ditemukan. Ada sekitar 300 foto yang dibuat Cephas untuk penggalian ini. Pemerintah Belanda mengalokasikan dana 9000 gulden untuk penelitian ini. Cephas dibayar 10 gulden per lembar fotonya. Cephas mengantongi 3000 gulden (sepertiga dari seluruh uang penelitian). Jumlah yang sangat besar untuk ukuran waktu itu.
Cephas adalah pribumi satu-satunya yang berhasil menguasai alat peradaban modern, itu juga yang membuatnya diakui di kalangan golongan masyarakat kelas tinggi. Buktinya ia bisa menjadi anggota istimewa Perkumpulan Batavia yang terkenal itu. Tahun 1896 ia dinominasikan menjadi anggota KITLV (Lembaga Linguistik dan Antropologi Kerajaan) atas dedikasinya memotret untuk penelitian Archaeologiche Vereeniging. Ia benar-benar diterima menjadi anggota KITLV pada tanggal 15 Juni 1896. Ketika Raja Chulalongkorn dari Thailand berkunjung ke Yogyakarta tahun 1896, ia mendapat hadiah berupa tiga buah kancing permata. Bahkan Ratu Wilhelmina dari Belanda memberi penghargaan berupa medali emas Oranje-Nassau kepada Cephas pada tahun 1901.
Cephas sendiri sudah sejak tahun 1888 memulai prosedur untuk mendapatkan status "gelijkgesteld met Europeanen" atau "disetarakan dengan kaum Eropa" untuk dirinya sendiri dan anak-anak laki-lakinya: Sem dan Fares; suatu prosedur yang dimungkinkan oleh UU Kewarganegaraan Hindia Belanda pada masa itu.
11. Konrad Zuse
Konrad Zuse (dilafalkan [ˈkɔnʁat ˈtsuːzə]; lahir di Berlin, 22 Juni 1910 – meninggal di Hünfeld, 18 Desember 1995 pada umur 85 tahun) adalah seorang teknisi sipil dan perintis komputer. Pencapaian terbesarnya adalah komputerpenyempurna Turing fungsional pertama yang dikendalikan oleh program, Z3, pada tahun 1941 (program tersebut disimpan di tape kertas). Ia menerima Werner-von-Siemens-Ring pada tahun 1964 untuk penemuan itu.
Zuse juga merancang bahasa pemrograman tingkat tinggi pertama, Plankalkül, pertama kali diterbitkan pada tahun 1948, meski hanya teoretis, karena bahasa pemrograman itu tak diimplementasikan sepanjang hidupnya dan tak secara langsung mempengaruhi bahasa pemrograman awal. Salah satu penemu ALGOL (Rutishauser) menulis: "Percobaan paling awal untuk menemukan bahasa algoritma dilakukan pada tahun 1948 oleh K. Zuse. Notasinya cukup umum, namun proposal tersebut tak pernah mencapai pertimbangan yang patut diterima."
Di samping karya teknik, Zuse mendirikan salah satu bisnis komputer awal di tahun 1946. Perusahaan ini membuat Z4, yang menjadi komputer komersial kedua yang disewa oleh ETH Zuerich pada tahun 1950. Namun, akibat Perang Dunia II, karya Zuse banyak yang tak tercatat di Amerika Serikat dan Britania Raya; kemungkinan pengaruh pertamanya yang terdokumentasi di perusahaan AS adalah pilihan IBM atas patennya di tahun 1946. Pada akhir tahun 1960-an, Zuse mengusulkan konsep Rechnender Raum (bidang berdasar komputasi).
Terdapat replika Z3, juga Z4, di Deutsches Museum, München.
Deutsches Technikmuseum Berlin memiliki pameran yang dipersembahkan bagi Zuse, menampilkan 12 mesinnya, termasuk replika Z1, beberapa dokumen asli, termasuk spesifikasi Plankalkul, dan beberapa gambar karya Zuse.
Zuse juga merancang bahasa pemrograman tingkat tinggi pertama, Plankalkül, pertama kali diterbitkan pada tahun 1948, meski hanya teoretis, karena bahasa pemrograman itu tak diimplementasikan sepanjang hidupnya dan tak secara langsung mempengaruhi bahasa pemrograman awal. Salah satu penemu ALGOL (Rutishauser) menulis: "Percobaan paling awal untuk menemukan bahasa algoritma dilakukan pada tahun 1948 oleh K. Zuse. Notasinya cukup umum, namun proposal tersebut tak pernah mencapai pertimbangan yang patut diterima."
Di samping karya teknik, Zuse mendirikan salah satu bisnis komputer awal di tahun 1946. Perusahaan ini membuat Z4, yang menjadi komputer komersial kedua yang disewa oleh ETH Zuerich pada tahun 1950. Namun, akibat Perang Dunia II, karya Zuse banyak yang tak tercatat di Amerika Serikat dan Britania Raya; kemungkinan pengaruh pertamanya yang terdokumentasi di perusahaan AS adalah pilihan IBM atas patennya di tahun 1946. Pada akhir tahun 1960-an, Zuse mengusulkan konsep Rechnender Raum (bidang berdasar komputasi).
Terdapat replika Z3, juga Z4, di Deutsches Museum, München.
Deutsches Technikmuseum Berlin memiliki pameran yang dipersembahkan bagi Zuse, menampilkan 12 mesinnya, termasuk replika Z1, beberapa dokumen asli, termasuk spesifikasi Plankalkul, dan beberapa gambar karya Zuse.
12. Louis-Jacques-Mandé Daguerre
Louis-Jacques-Mandé Daguerre (1787 – 1851) ialah seniman dan kimiawan Prancis yang dikenal untuk penemuannya yakni proses fotografi Daguerreotype.
Ia mengadakan percobaan untuk menciptakan gambar pada 1824, mempertunjukkan diorama dengan berkeliling Prancis, Inggris, dan Skotlandia. Beberapa tahun setelah Nicéphore Niépce memproduksi fotografi pertama di dunia, kedua lelaki itu memulai kerja sama 4 tahun – sampai kematian Niepce pada tahun 1833.
Daguerre mengumumkan penyempurnaan terakhir Daguerreotype, setelah tahun-tahun percobaan, pada tahun 1839, dengan Akademi Ilmu Pengetahuan Prancis yang mengumumkan prosesnya pada 9 Januari tahun itu. Paten Daguerre diperoleh dari Pemerintah Prancis, dan pada tanggal 19 Agustus 1839 Pemerintah Prancis mengumumkan penemuan itu merupakan hadiah "Kebebasan untuk Dunia."
Bagaimanapun, Daguerre sendiri tidak mempatenkannya untuk Inggris pada tanggal 12 Agustus, dan secara besar hal ini memperlambat pengembangan fotografi di Britania Raya.
Ia mengadakan percobaan untuk menciptakan gambar pada 1824, mempertunjukkan diorama dengan berkeliling Prancis, Inggris, dan Skotlandia. Beberapa tahun setelah Nicéphore Niépce memproduksi fotografi pertama di dunia, kedua lelaki itu memulai kerja sama 4 tahun – sampai kematian Niepce pada tahun 1833.
Daguerre mengumumkan penyempurnaan terakhir Daguerreotype, setelah tahun-tahun percobaan, pada tahun 1839, dengan Akademi Ilmu Pengetahuan Prancis yang mengumumkan prosesnya pada 9 Januari tahun itu. Paten Daguerre diperoleh dari Pemerintah Prancis, dan pada tanggal 19 Agustus 1839 Pemerintah Prancis mengumumkan penemuan itu merupakan hadiah "Kebebasan untuk Dunia."
Bagaimanapun, Daguerre sendiri tidak mempatenkannya untuk Inggris pada tanggal 12 Agustus, dan secara besar hal ini memperlambat pengembangan fotografi di Britania Raya.
13. Thomas Alva Edison
Thomas Alva Edison (lahir 11 Februari 1847 – meninggal 18 Oktober 1931 pada umur 84 tahun) adalah penemu danpengusaha yang mengembangkan banyak peralatan penting. Si Penyihir Menlo Park ini merupakan salah seorang penemu pertama yang menerapkan prinsip produksi massal pada proses penemuan.
14. William Henry Fox Talbot
William Henry Fox Talbot (Dorset, 11 Februari 1800 - 17 September 1877) adalah seorang ilmuwan dan politikusBritania Raya yang terutama dikenal atas karyanya dalam bidang fotografi.
Sejak kecil ia amat cemerlang dan tertarik dalam ilmu pengetahuan, dan ketika sekolah di Harrow ia membuat letusan dan menyebarkan bau busuk dari percobaan kimianya. Kepala sekolah melarangnya melakukan lagi eksperimen di sekolah, maka Talbot menjumpai seorang pandai besi yang ramah yang menurut kepala sekolah "mempersilakannya meledakkan apa saja semaunya."
Pada bulan Oktober 1833, sementara menggambar sketsa di dekat Bellagio, Danau Como, dengan kamera lucida, instrumen optik yang sering digunakan pemula untuk menggambar, tercetus dalam pikirannya, betapa bagusnya bila gambar itu dapat direkam di atas kertas.
6 tahun kemudian, ia menciptakan proses fotografi yang menghasilkan negatif lebih dahulu dan baru kemudian mencetaknya menjadi gambar, yang sampai sekarang menjadi dasar pembuatan foto.
Talbot lalu mencoba mencari jalan membuat banyak kopi secara cepat. Pada tahun 1851, ia menemukan ide memecah gambar menjadi titik-titik kecil sehingga foto dapat diproduksi lewat sebuah mesin pencetak.
Talbot adalah tuan tanah di desa Lacock, tempat keluarganya tinggal selama 400 tahun sehingga ia amat peduli pada kondisi kerja rakyat setempat yang jelek sehingga ia menjadi anggota parlemen dari Partai Liberal untuk daerahChippenham. Ia juga seorang ahli botani yang tekun, memiliki sendiri peralatan untuk eksperimen listrik, dan paham banyak bahasa. Ia merupakan satu dari sedikitnya orang Inggris yang dapat membaca huruf paku Babilonia.
Sejak kecil ia amat cemerlang dan tertarik dalam ilmu pengetahuan, dan ketika sekolah di Harrow ia membuat letusan dan menyebarkan bau busuk dari percobaan kimianya. Kepala sekolah melarangnya melakukan lagi eksperimen di sekolah, maka Talbot menjumpai seorang pandai besi yang ramah yang menurut kepala sekolah "mempersilakannya meledakkan apa saja semaunya."
Pada bulan Oktober 1833, sementara menggambar sketsa di dekat Bellagio, Danau Como, dengan kamera lucida, instrumen optik yang sering digunakan pemula untuk menggambar, tercetus dalam pikirannya, betapa bagusnya bila gambar itu dapat direkam di atas kertas.
6 tahun kemudian, ia menciptakan proses fotografi yang menghasilkan negatif lebih dahulu dan baru kemudian mencetaknya menjadi gambar, yang sampai sekarang menjadi dasar pembuatan foto.
Talbot lalu mencoba mencari jalan membuat banyak kopi secara cepat. Pada tahun 1851, ia menemukan ide memecah gambar menjadi titik-titik kecil sehingga foto dapat diproduksi lewat sebuah mesin pencetak.
Talbot adalah tuan tanah di desa Lacock, tempat keluarganya tinggal selama 400 tahun sehingga ia amat peduli pada kondisi kerja rakyat setempat yang jelek sehingga ia menjadi anggota parlemen dari Partai Liberal untuk daerahChippenham. Ia juga seorang ahli botani yang tekun, memiliki sendiri peralatan untuk eksperimen listrik, dan paham banyak bahasa. Ia merupakan satu dari sedikitnya orang Inggris yang dapat membaca huruf paku Babilonia.
15. Yevgeny Khaldei
Yevgeny Ananevich Khaldei (Sirilik: Евгений Ананьевич Халдей) (23 Maret [K.J.: 10 Maret] 1917 - 6 Oktober 1997) adalah seorang fotograf ternama Uni Soviet. Ia terutama termasyhur berkat fotonya dari Perang Dunia II yang melukiskan seorang prajurit Tentara Merah sedang mengibarkan Bendera Palu Arit Uni Soviet di atas Gedung Reichstag, Berlin, dan dengan ini mensimbolisasikan kalahnya Jerman.
Khaldei berlatar belakang Yahudi-Ukraina.
Khaldei berlatar belakang Yahudi-Ukraina.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar